PROGRAM PURNAKERJA SEJAHTERA

MEMBANGUN KEMANDIRIAN USAHA DAN PENGHASILAN

MENJADI TUA ADALAH KEPASTIAN DAN MENJADI DEWASA ADALAH PILIHAN

Pembahasan menjadi tua, bisa jadi sesuatu yang kurang menarik. Akan tetapi bagi mereka yang memiliki kesadaran benar, membahas menjadi tua adalah satu kebutuhan. Kenapa demikian? Karena menjadi tua adalah suatu kepastian. Setiap orang yang dikehendaki Allaah Subhanahu Wa Ta’alla mencapi umur tertentu dan menjadi tua pastinya akan mengalami proses menjadi tua dan akan mengalami berbagai hal yang pastinya terjadi pada proses penuaan. Dengan memiliki kesadaran benar inilah sesorang akan memahami apa-apa yang mesti dipersiapakan menjadi tua yang sejahtera.

Bila kita meninjau dari konsep akademis yang membahas konsep-konsep penuaan, akan didapati banyak ilmuwan yang memberikan konsep-konsep penjelasan tentang proses menjadi tua. Menurut Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita.

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.

Aging proses adalah suatu periode perubahan yang tak terhindarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidakmampuan dan bahkan kematian (Cox, 1984 dalam Miller,1995).

Bila menjadi seorang muslim, pandangan menjadi tua bukanlah satu bahasan baru. Sejak 1445 H  yang lampau, Islam sudah memberikan gambaran yang jelas dan tidak terbantahkan berkaitan konsep menjadi tua. Islam secara gambalang menjelaskan proses penciptaan manusia dari sebelum terbentuknya janin, menjadi janin, mejadi bayi, terlahir menjadi seorang anak sampai dengan menjadi tua dengan gamblang. Semua tahapan proses tersebut Allaah gambarkan di dalam Al Qur’an Surat Al Mu’minun, 24:12-14

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (ayat : 12)” ;

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)” (ayat : 13);

 “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(ayat : 14);

“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati” (ayat : 15)

Proses perubahan dalam tahapan proses kehidupan manusia pun telah tergambarkan dengan jelas dalam kandungan firman Allaah Subhanahu Wa Ta’alla di dalam Al Qur’an,

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)” ( surat Al Insyiqaq : 19);

“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat” (QS. Al Mu’minun :16)

Dengan pemahaman benar inilah semestinya setiap mahluk yang benama manusia harusnya menyadari secara akal, bahwa kehidupan itu akan senantiasa mengalami perubahan. Dalam setiap tahapan proses perubahan semestinya dipesiapan dengan persiapan yang benar, bukan dengan persiapan yang membabi buta, terlebih dengan pemahaman yang negatif terhadap proses perubahan tersebut. Berkaitan bagaimana kita mempersiapkan segala sesuatu bentuk perubahan, baginda Rasulullaah Muhammad Shallaallahu Allahi Wassalam telah mengingatkan kita dalam sabdanya

“Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu; Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu’  Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; Hidupmu sebelum datang matimu.”

PERUBAHAN – PERUBAHAN PADA KEADAAN MENJADI TUA

Pada tahapan proses penuaan akan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Proses penuaan membawa perubahan. Selama hidup, kita menjalani banyak perubahan anatomi, Fisiologis dan psikologis. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif. Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan aspek psikologis pada proses penuaan adalah seberapa jauh usia mempengaruhi perilaku? Apakah pola perilaku berubah menurut peningkatan usia? Dengan cara apa?

Komponen yang berperan disini adalah fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, memori (daya ingat), perasaan, kepribadian yang terdiri dari kecerdasan, dan motivasi. Penurunan fungsi kognitif ini menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sedangkan fungsi psikomotor meliputi  hal-hal yang berhubungan dengan dorongan, gerakan, tindakan dan koordinasi. Penurunan psikmotor akan menyebabkan lansia menjadi kurang cekatan. Selain hal-hal itu tersebut, dari aspek psikologis dikenal pula isu yang erat hubungannya dengan lansia, yaitu timbulnya depresi dan koping.

Kemampuan kognitif yang dapat dikaitkan dengan penurunan fisiologis organ otak. Namun untuk fungsi-fungsi positif yang dapat dikaji ternyata mempunyai fungsi lebih tinggi, seperti simpanan informasi usia lanjut, kemampuan memberi alasan secara abstrak, dan melakukan penghitungan.

Pada proses menjadi tua akan dibarengi dengan perubahan aktivitas kehidupan. Diantara perubahan aktivitas kehdupan adalah perubahan menjadi purnakerja. Hal yang menonjol terjadi pada sesorang yang mengalami proses perubahan purnakerja adalah perubahan dalam hal psikologis. Secara sadar atau tidak sadar banyak kekhawatiran yang dirasakan oleh mereka – mereka yang masuk pada fase perubahan purnakerja. Terlebih lagi bagi mereka yang belum mempersiapkan masa purnakerja terencana dengan baik.

Diantara kekhawatiran tersebut adalah hadirnya pemikiran-pemikiran diantaranya sebagai berikut :

  1. Kekhawatiran kehilangan aktivitas rutin setiap hari.
  2. Kekhawatiran tidak memiliki identitas lagi di masyarakat.
  3. Kekhawatiran tidak dihargai lagi di masyarakat.
  4. Kekhawatiran penghasilan berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga.
  5. Kekhawatiran kehilangan pertemanan semasa kerja.
  6. Kekhawatiran tidak memiliki aktivitas setelah purnakerja.
  7. Kekhawatiran kehilangan otoritas dan peran.
  8. Kekhawatiran menjadi ketergantungan kepada orang lain dan menjadi beban orang lan.
  9. Kekhawatiran Kesehatan menurun.

PERSIAPKAN MASA PURNAKERJA DENGAN BENAR

Bagaimana kunci sukses mempersiapkan masa purnakerja dengan benar, sehingga setiap mereka yang masuk pada fase purnakerja terap produktif, senantiasa memiliki motivasi yang tinggi dan terus menghasilkan karya-karya terbaik. Kunci-kunci tersebut akan kami jabarkan sebagai berikut :

TUJUAN BENAR

Tujuan yang benar adalah tujuan yang didasarkan kepada pemahaman benar tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini. Peciptaan mahluk yang Bernama manusia di muka bumi ini adalah menjadi hamba Allaah dan sebagai wakil Allaah dalam mengurus alam semesta dengan menggunakan dan menerapkan aturan – aturan yang telah ditetapkan oleh Sang penciptanya, yakni Allaah Subhanahu Wa Ta’alla.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az Zariyat : 56)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al Baqrah : 30)

Dengan demikian setiap manusia semestinya memahami dengan benar apa tujuan utama yang harus ditetapkan dalam setiap membuat rencana dan menjankan aktivitas dari rencana tersebut.

“Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)”

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“  (HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.)

SASARAN BENAR YANG AKAN DICAPAI

Dalam menetapkan sasaran benar, Anda bisa menetapkan sasaran dengan pendekatan konsep SMART. Anda biasanya akan melihat berbagai variasi di antara berbagai versi SMART. Namun demikian, kriteria SMART dipahami secara umum dengan hal-hal yang terkait dengan:

 Specific (Spesifik): Tujuan yang bersifat umum tidak cukup. Sebaliknya, Anda harus spesifik dan tidak rancu mengenai apa yang ingin Anda capai. Pikirkan tentang pertanyaan yang diawali dengan huruf “w”: who (siapa), what (apa), when (kapan), which (yang mana), dan why (mengapa). Siapa yang perlu dilibatkan? Apa yang ingin Anda capai? Kapan Anda ingin mencapainya? Mana saja yang akan menjadi hambatan atau menjadi kebutuhan Anda? Mengapa Anda menetapkan tujuan ini? Silakan jawab serinci mungkin.

 Measurable (Terukur): Anda harus memiliki kriteria spesifik yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kemajuan Anda dalam mencapai tujuan ini. Saat membuat tujuan yang dapat diukur, pertimbangkan metrik yang ingin Anda gunakan dan tetapkan tonggak pencapaian, dan kapan Anda ingin mencapai target yang spesifik tersebut.

Achievable (Dapat Dicapai): Apakah tujuan ini dapat dicapai? Ketahui apakah tujuan ini benar-benar bisa dicapai dengan menimbang waktu, usaha, dan biaya dengan manfaatnya, serta prioritas lainnya yang mungkin Anda miliki di dalam bisnis. Anda juga harus memikirkan tentang apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini, dan apakah Anda memiliki alat bantu atau keterampilan yang diperlukan. Jika tidak ada, seberapa sulitkah untuk memperoleh semua itu? Tidak ada salahnya untuk menetapkan target yang ambisius, namun jika tidak ada harapan yang realistis untuk mencapai tujuan itu, mungkin ada baiknya mengevaluasi kembali tujuan itu.

Relevant (Relevan): Memikirkan relevansi tujuan di dalam organisasi secara lebih luas juga penting. Misalnya, jika Anda diminta belajar menguasai perangkat lunak akuntansi yang baru, maka ada baiknya Anda mempertimbangkan relevansi perangkat lunak ini dengan pekerjaan Anda dan bisnis secara keseluruhan. Hal yang sama juga berlaku saat Anda meluncurkan sebuah produk baru misalnya, pertimbangkan apakah hal tersebut sejalan dengan tujuan strategis dari bisnis.

Time-bound (Berbatas Waktu): Waktu adalah segalanya. Anda harus menentukan tanggal sasaran dan mengajukan pertanyaan spesifik mengenai hal-hal yang bisa dicapai selama rentang waktu tersebut. Pastikan bahwa batas waktu itu realistis, namun juga fleksibel. Meskipun rasa urgensi itu penting, mencapai sebuah tujuan secara terburu-buru itu kecil kemungkinannya akan memberi manfaat pada anggota tim dan perusahaan secara keseluruhan.

Sasaran Anda yang mendekati atau sudah masuk pada masa persiapan purnakerja, bisa menerapkan sasaran sesuai konsep diatas. Sebagai contoh sasaran Anda setelah masa purnakerja adalah “ Memiliki income baru Rp. 10 juta perbulan pada bulan Juli 2025 sebagai bekal ketaatan kepada Allaah Subhanahu Wa Ta’alla (ibadah)

TAWAKAL KEPADA ALLAAH SUBHANAHU WA TA’ALLA

Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Sang Pencipta Allaah Subhanahu Wa Ta’alla hendaknya menjadikan Sang Penciptanya adalah pembela, pelindung, tempat meminta, tempat bersandar dan backing dalam semua aktivitas kehidupannya. Karenannya ia akan selalu melibatkan Allaah Subhanahu Wa Ta’alla dalam setiap tahapan proses aktivitasnya, baik dari proses perencanaan, pelaksanaan dan menyerahkan hasil akhir terbaik menurut Sang Penciptanya.

Kesadaran keimanan seorang muslim disandarkan kepada firman Allaah Subhanahu Wa Ta’alla dalam Al Qur’an.

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran : 159)”

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS. At Thalaq : 2)”

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Talaq : 3)

MENYUSUN DAN MENETAPKAN RENCANA

CONTOH RENCANA PURNAKERJA SEJAHTERA

1 Mempertahankan Kesehatan Mental Spritual dengan mengikuti kajian-kajian Islam dan kegiatan kemasyarakatan

Tujuan:

  • Bertambahnya pemahaman Agama Islam.
  • Menerima Qadha Allaah bahwa menjadi tua adalah kepastian
  • Memahami tujuan hidup yang sesungguhnya/Haqiqi.
  • Senantiasa bersyukur dengan menjaga rutinitas amalan ibadah kepada Allaah Subhanahu Wa Ta’alla.
  • Senantiasa terjaganya hubungan sosial yang harmonis.

2. Mempertahankan Kesehatan Fisik dengan membangun pola hidup sehat (Mengkonsumsi makanan dan minuman halal, Toyib, dan olah raga secara teratur)

Tujuan :

  • Stamina daya tahan tubuh terjaga dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit.
  • Aktivitas sehari-hari dapat dikerjakan dengan optimal
  • Penuh energik dan semangat
  • Dapat mengeksekusi peluang-peluang yang ada.

3. Menerapkan Konsep Cara Cerdas Kelola Uang : Menjauhkan diri dari kebiasaan buruk ber-UTANG dan menghindari hidup Hedonisme (Konsumtif)

Tujuan :

  • Hidup lebih tenang dan aman tanpa UTANG
  • Bijak dalam membelanjakan uang : memahami dengan benar, mana kebutuhan dan mana keinginan
  • Memiliki uang tabungan
  • Memiliki kesempatan berinvestasi
  • Membangun dan menjaga peran sosial kemasyarakatan :
  • Mempertahankan pertemanan dan jaringan sosial
  • Melibatkan diri dalam aktvitas sosial kemasyarakatan

4. Membangun dan menjaga peran sosial kemasyarakatan : Mempertahakankan pertemanan dan jaringan serta melibatkan diri dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.

Tujuan :

  • Senantiasa terbangun hubungan pertemanan yang baik dan saling memberikan kemaslahatan Bersama.
  • Saling berbagi informasi, inspirasi, tempat bercerita dan peluang untuk berkarya
  • Terhindar dari kejenuhan dan mendapati hidup lebih bernilai
  • Tetap terjaga motivasi kreatifitas untuk menghasilkan karya

5. Mempertahankan  aktivitas rutinitas yang produktif :

  • Memindahkan aktivitas kerja dikantor sebelumnya tidak mandiri, dengan menjadikannya aktivitas tersebut menjadi aktivitas kemandirian.
  • Mengoptimasi potensi diri yang sudah ada, baik pengetahuan, pengalaman, keahlian, jaringan sosial, kemudian dilejitkan menjadi sesuatu yang menghasilkan.

Tujuan :

  • Mendapatkan peluang usaha yang sesuai dengan pasion atau minat serta bakat yang dimiliki
  • Senantiasa memiliki kesibukan dengan aktivitas rutin yang produktif dan bermanfaat.
  • Tersalurkannya pengembangan diri secara optimal, sesuai dengan hobi, minat dan bakat yang dimiliki.
  • Tercapainya aktualisasi diri yang konstruktif
  • Terhindar dari stress yang negative
  • Menjalani masa Purna Kerja dengan tetap semangat, optimis dan memberikan nilai positif bagi diri, keluarga dan lingkungan

6. Tetap aktif dan terus belajar untuk menunjang dan mewujudkan impian yang akan dicapai.

  • Membiasakan membaca buku untuk menambah wawasan pengetahuan dan inspirasi positif.
  • Mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelompok usaha atau komunitas yang diikutinya.
  • Mengikuti peogram-program seminar dan pelatihan
  • Menjadi narasumber /mentor dalam satu even kegiatan yang telah dikuasai

Tujuan :

  • Meningkatkan pengetahuan dan diperolehnya inspirasi serta motivasi yang konstruktif.
  • Menghindarkan diri dari kepikunan
  • Terjaganya Kesehatan mental dan fisik
  • Memperoleh peluang pengembangan diri untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
  • Merasakan kehidupan yang dijalani lebih memberi makna yang menentramkan jiwa.

7. Menambahah pendapatan penghasilan

  • Dapatkan peluang berkarya sesuai dengan aktivitas yang sebelumnya dilakukan
  • Dapatkan support system dari luar yang sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimiliki
  • Membangun investasi dengan modal terjangkau, dan bila memungkinkan berinvestalilah dengan cara smart, yakni dengan mengoptimalkan potensi yang sudah dimiliki sebelumnya, baik aktivitas usaha yang sudah ada, atau pengetahuan serta keahlian dan jaringan sosial yang telah dimiliki untuk kemudian dilejitkan

EKSEKUSI RENCANA ANDA DENGAN STRATEGI BENAR

1. ERTANGGUNGJAWAB

“Keadaan saya dan kehdupan Saya tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik, selama saya merasa bukan orang yang paling bertanggungjawab untuk memperbaikinya”

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Ara’d : 11)”

2. LEPASKAN RANTAI GANJAH

3. KOMITMEN KUAT

Menurut Steers dan Porter, Komitmen adalah suatu keadaan dimana individu menjadi terikat oleh tindakannya. Dampaknya sendiri kemudian akan menimbulkan keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatan.

Menurut Wirzaini, Kata ‘Komitmen’ bisa diartikan berjanji pada diri kita atau berjanji dengan pada orang lain dan kemudian setiap individu yang telah berkomitmen berupaya untuk merealisasikannya.

Terlebih menjadi seorang muslim yang telah berikrar menjadikan Allaah Subhanahu Wa Ta’alla sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah dan senantiasa menjadikan Allaah sebagai tujuannya dan semua aktivitas yang dilakukan adalah bernilai ibadah, maka dirinya akan bersungguh-sungguh memegang komitmen terhadap apa-apa yang telah ditetpakan dan berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikannya.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS. Al A’raf : 172)

4. DISIPLIN DAN FOKUS

Dalam hal ini, kata disiplin  sendiri berasal dari kata latin “discipline”. Artinya “latihan atau pendidikan dalam pengembangan harkat, spiritualitas, dan kepribadian”. Disiplin memanifestasikan dirinya sebagai upaya untuk meningkatkan perilaku individu agar mengikuti prinsip dan selalu mengikuti aturan atau norma yang berlaku. Sekarang, kata disiplin telah berkembang maknanya dalam beberapa cara. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan  atau pengawasan dan pengendalian peraturan (hukum).

5. PAHAMI DAN SADARI BAHWA SEGALA SESUATU MEMBUTUHKAN PROSES

Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta semuanya melalui tahapan proses, termasuk didalamnya penciptaan manusia juga melalui tahapan proses. Sunatullaah untuk mewujudkan impian meraih sukses pastinya membutuhkan tahapan proses yang mesti dilalalui. Semua yang terjadi pada manusia, alam semesta dan kehidupan mengikuti ketnetuan dan keteraturan yang ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta Allaah Subhanahu Wa Ta’alla. Sebagai mana firmanNya di dalam Al Qur’an

“dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, (QS. Al A’la :3)”

6. SENANTIASA BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAAH SWT

Berbaik sangka  atau husnuzhan kepada Allah SWT, yaitu berbaik sangka bahwa semua yang ditentukan-Nya adalah baik untuk kita sesuai yang diterangkan pada hadist dan ayat Al Qur’an sebagai berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

“Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi  kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah [2] : 216).

Berkaitan dengan husnuzhan, ada hadis yang menerangkan tentang keutamaan hal ini.

 “Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan husnuzan (berbaik sangka) terhadap Allah.” (HR Muslim). Dengan selalu husnuzan terhadap Allah,maka seseorang akan memperoleh rahmat dan karunia-Nya di dunia dan akhirat.

7. SABAR DALAM MENJALANI PROSES KETATATAN DALAM MEWUJUDKAN IMPIAN

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia pasti akan senantiasa menjumpai salah satu dari dua hal; kesenangan (yusrun), atau kesusahan (‘usrun). Dua hal ini adalah sunnatullah yang juga merupakan manifestasi dari penciptaan pasangan oleh Allah bagi segala makhluk, ada siang dan malam, ada hidup dan mati, ada kaya dan miskin, ada pula bahagia dan sengsara. Mungkin sebagian dari manusia pada waktu tertentu menempuh masa-masa sulit, sementara sebagian yang lain pada saat yang sama tengah berada dalam masa-masa senang.

Namun terlepas dari apa yang dialami oleh manusia, entah itu masa sulit atau masa senang, yang jelas perlu dipahami bahwa keduanya adalah ujian (ibtila) dari Allah swt. untuk melihat sejauh mana kualitas keimanan, apakah dia mampu menjadi orang yang bersyukur ataukah sebaliknya, akan menjadi orang yang kufur. Dalam hal ini, Allah swt. memperingatkan kepada kita dalam Q.S. al-Fajr: 15-16, yang artinya:

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka manusia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka manusia berkata: “Tuhanku telah menghinakanku”.

“Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengn berada di tepi, maka bila ditimpa kebaikan ia merasa tenang, dan jika ditimpa fitnah ia membalikkan wajahnya (murtad) ia merugi di dunia dan akirat, itulah kerugian yang nyata.” (QS. Al Hajj: 11).

8. MENGGALI DAN MEMPELAJARI ILMU-ILMU AGAMA ISLAM DAN ILMU SAINTEK

Islam melalui al Qur’an dan Hadits Nabi menganjurkan umat Islam untuk mencari ilmu tanpa mengenal batas waktu, yakni hingga selamanya. Disebutkan di dalam hadits nabi bahwa mencari ilmu adalah wajib bagi kaum muslimin. Juga disebutkan di dalam al Qur’an bahwa salah satu ciri ulul albaab adalah selalu merenungkan atau memikirkan penciptaan langit dan bumi.

Kewajiban mencari ilmu tidak hanya fokus kepada urusan dunia, akan tetapi ilmu agama jauh-jauh lebih utama untuk diperoleh sebelum mempelajari ilmu – ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti halnya dalam mencari ilmu bagaimana membangun dan mengembangkan usaha, sangat dibutuhkan ilmu supa bisa mempermudah dalam proses pencapaian tujuan yang kita impikan.

Mencari ilmu, selain secara praktis menjadi penting untuk mempermudah di dalam menjalani kehidupan, juga dimaksudkan untuk mengenal ciptaan Allah. Orientasi yang demikian itu menjadikan hingga kapan pun mencari ilmu tidak boleh berhenti. Ciptaan Allah tidak mengenal batas sehingga upaya menggalinya pun seharusnya juga tidak mengenal akhir. Dengan demikian hingga kapan pun rahasia tentang ciptaan Allah tidak akan mungkin berhasil ditemukan hingga seluruhnya.

9. SENANTIASA BERKUMPUL DENGAN ORANG SUKSES SHOLEH

Sebagai mahluk sosial manusia tidak akan terlepas dari yang namanya berinterkasi dan berosialisasi. Namun setiap berinteraksi dan bersosialisasi akan memberikan pengaruh kepada tiap-tiap individu tersebut. Karena itulah menjadi seorang muslim yang menghendaki kesuksesan harus pandai-pandi dalam memilih kawan atau parten usaha. Karena baik dan buruknya kita sangat dipengaruhi oleh teman kita.

Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.”(HR Al-Bukhari dan Muslim).

Oleh karenanya bergaullah dengan orang sukses, karena orang sukses itu memiliki cara berpikir yang sangat berbeda dengan orang pada umumnya. Akan tetapi kita tidak cukup melihat dari sisi kesuksesan secara material saja, akan tetapi kita memiilih sahabat yang sukses dan bertaqwa. Dengan demikian Anda  tidak hanya memperoleh kesuksesan dunia, akan tetapi InsyaAllaah kesuksesan Akhirat juga akan dapat di raih.

APA PERAN MUSLIM BUSINESS INSTITUTE BAGI SAHABAT PURNAKERJA?

Muslim Business Instititu (MBI) merupakan Lembaga Business Coaching, Business Consulting dan penyelanggara program business class yang memfasilitasi para owner bisnis dalam upaya meningkatkan dan memajukan usahanya dalam hal pendampingan dan mentoring bisnis. MBI juga menjalin synergitas dengan para Klien yang memiliki potensi pengembangan sumber daya manusia dengan melibatkan masyarakat luas dalam kepersertaan bisnisnya.

Salah satunya adalah program yang dijalankan oleh salah satu klien kami, yaitu badan usaha  AGRO MAKMUR SEJAHTERA yang bergerak dibidang distribusi komuditas produk. Salah satu program yang dijalankan adalah membantu dan memfasilitasi para purnakerja dalam program LOKAKARYA PURNAKERJA SEJAHTERA. Tujuan program tersebut adalah membantu purnakerja supaya memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan untuk terus berkarya setelah masa purnakerja tiba dengan program pendampingan dan mentoring bisnis.

Buat Anda yang membutuhkan informasi lebih lengkat berkiatan dengan informasi penyelenggaraan LOKARYA PURNAKERJA di daerah Anda. Untuk informasi bisa  Anda hubungi team admin kami di nomor  HP/WA : 0858 7833 0735

Leave a Comment